Antara Pendidik & Pendidikan Karakter
Tg. Morawa, 26 Februari 2012
By: Sawiyanto
Pendidik…..,sebagai salah satu pilar penting dalam dunia pendidikan! Dibandingkan dengan propesi lain yang cerdas dan pandai. Pendidik begitu strategis posisinya dalam membina anak didiknya, dengan ketajaman naluri dan perasaannya, lemah lembut, penyayang dan tabah dalam menghadapi problematika anak didiknya, namun demikian pendidik juga harus tegas,bahkan keras! Itulah pendidik dan lebih ternd lagi disebut dengan julukan “Guru”.
Coba kita ingat kembali peristiwa Perang Dunia Ke-2, ketika Bangsa Jepang kalah dan hancur, kaisar bertanya : “berapa guru yang masih hidup”?........ Inilah yang menjadi kunci sukses jepang hingga saat ini, walau negaranya kecil tapi maju. Sebab guru sangat berperan dalam mencerdaskan bangsa yang tentunya dapat merubah nasib bangsa.
Guru menjadi salah satu komponen dalam pendidikan, banyak tugas dan peran, baik yang terkait langsung di sekolah maupun tidak. Menurut WF Connell (1972), Ada 7 peran guru yaitu; (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.
Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai “Hari Guru” secara internasional, termasuk di Indonesia. Momentum peringatan ini sebaiknya juga digunakan untuk melakukan introspeksi bagi guru. Ini merupakan momentum bagi guru, pahlawan tanpa tanda jasa untuk melakukan introspeksi dan mawas diri tentang peran guru dalam mencerdaskan bangsa.
Pada saat ini Guru adalah jabatan profesi yang dapat menentukan dan mengubah nasib bangsa. Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah perilaku, membentuk karakter. Sebuah tugas yang sangat fundamental. Kalau bangsa Indonesia ingin melakukan perbaikan keadaan bangsa khususnya bangsa Indonesia di masa datang, harus kita akui harapan itu tertumpu kepada guru dan Sistem Pendidikan Nasional kita.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga berakhlak mulia, mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah sehingga iklim sekolah akan menjadi baik untuk dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah itu sendiri. Kunci suksesnya adalah bahwa setiap guru wajib peduli terhadap lingkungan sekolah, baik didalam maupun diluar sekolah. Sebagai contoh yang sangat kecil adalah: “Guru wajib hadir terlebih dahulu di sekolah dibandingkan anak didiknya”. Semoga…………………..